Sabtu, 10 Maret 2012

Tugas Sofskill Perekonomian Indonesia Minggu ke 4

Nama : Shakina Dwiandari

NPM : 26211720

Kelas : 1EB21

 

Perkembangan Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia


Perkembangan Pemikiran Sistem Ekonomi Indonesia
Seperti yang kita ketahui bahwa yang menentukan bentuk suatu sistemekonomi kecuali dasar falsafah negara yang dijunjung tinggi, maka yang dijadikankriteria adalah lembaga-lembaga, khususnya lembaga ekonomi yang menjadi perwujudan atau realisasi falsafah tersebut.Pergulatan pemikiran tentang sistim ekonomi apa yang sebaiknya diditerapkan Indonesia telah dimulai sejak Indonesia belum mencapai kemerdekaannya.Sampai sekarang pergulatan pemikiran tersebut masih terus berlangsung, hal initecermin dari perkembangan pemikiran tentang sistim ekonomi pancasila SEP.Menurut Sri-Edi Suwasono (1985), pergulatan pemikiran tentang ESP padahakikatnya merupakan dinamika penafsiran tentang pasal-pasal ekonomi dalam UUD1945.

1.Pasal Ekonomi Dalam UUD 1945
Pasal 33 UUD 1945, yang dimaksud dengan cabang-cabang produksi yangmenguasai hajat hidup orang banyak adalah barang dan jasa yang vital bagikehidupan manusia, dan tersedia dalam jumlah yang terbatas. Tinjauan terhadap vitaltidaknya suatu barang tertentu terus mengalami perubahan sesuai dengan dinamika pertumbuhan ekonomi, peningkatan taraf hidup dan peningkatan permintaan.

Dengan demikian penafsiran pasal-pasal di ataslah yang banyak mendominasi pemikiran SEP. Pemikiran tentang ESP, sudah banyak, namun ada beberapa yang perlu dibahas secara rinci karena mereka merupakan faunding father dan juga tokoh-tokoh ekonomi yang ikut mewarnai sistem ekonomi kita, diantaranya :
a.Pemikiran Mohammad Hatta (Bung Hatta)Bung Hatta selain sebagai tokoh Proklamator bangsa Indonesia, juga dikenalsebagai perumus pasal 33 UUD 1945. bung Hatta menyusun pasal 33 didasari pada pengalaman pahit bangsa Indonesia yang selama berabad-abad dijajah oleh bangsaasing yang menganut sitem ekonomi liberal-kapitalistik. Penerapan sistem ini diIndonesia telah menimbulkan kesengsaraan dan kemelaratan, oleh karena itu menurutBung Hatta sistem ekonomi yang baik untuk diterapkan di Indonesia harus berasakankekeluargaan
b.Pemikiran WipoloPemikiran Wipolo disampaikan pada perdebatan dengan Wijoyo Nitisastrotentang pasal 38 UUDS (pasal ini identik dengan pasal 33 UUD 1945), 23 september 1955.menurut Wilopo, pasal 33 memiliki arti SEP sangat menolak sistem liberal,karena itu SEP juga menolak sector swasta yang merupakan penggerak utama sistemekonomi liberal-kapitalistik
c.Pemikiran Wijoyo NitisastroPemikiran Wijoyo Nitisastro ini merupakan tanggapan terhadap pemikiranWilopo. Menurut Wijoyo Nitisastro, pasal 33 UUD 1945 sangat ditafsirkan sebagai penolakan terhadap sector swasta.

A.   Strategi Pembangunan
Berikut adalah macam-macam strategi pembangunan, yaitu :
1.      Strategi Pertumbuhan
Adapun inti dari konsep pembangunan yang pertama ini adalah :
a.    Strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.
b.    Pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah (trickle down effect) pesdistribusian kembali.
c.    Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan prasyarat terciptanya pertumbuhan ekonomi.
d.    Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
2.      Strategi Pembangunan dengan pemerataan
Inti dari konsep ini adalah, dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
3.      Strategi Ketergantungan
Inti dari konsep strategi ketergantungan adalah :
a.    Kemiskinan di negara-negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak/negara lainnya.
b.    Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “...teori ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya untuk membangun masyarakat itu sendiri.
4.      Strategi yang berwawasan ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirscman, yang mengemukakan sebab-sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih kaya/maju. Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan kemampuan/pengaruh menyebar dari kaya ke miskin lebih kecil daripada terjadinya aliran sumberdaya dari daerah miskin ke daerah kaya. Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan Hirscman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
5.      Strategi pendekatan kebutuhan pokok
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini dikembangkan oleh Organisasi Perburuh Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Maka sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok dan sejenisnya.

B.   Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pembangunan
Pada prinsipnya, pemilihan strategi apa yang akan digunakan dalam proses pembangunan sangat dipengaruhi oleh pertanyaan ‘Apa tujuan yang hendak dicapai ?’
Jika tujuan yang hendak dicapai adalah menciptakan masyarakat yang mandiri, maka strategi ketergantunganlah yang mungkin akan dipakai. Jika tujuan yang ingin dicapai adalah pemerataan pembangunan, maka strategi yang berwawasan ruanglah yang digunakan.

C.   Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia
Strategi pembangunan yang kemudian dipertegas dengan ditetapkannya sasaran dan titik berat setiap Repelita, yakni :
a.    Repelita I        : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
b.    Repelita II       : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
c.    Repelita III      : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
d.    Repelita IV     : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam Repelita-Repelita selanjutnya meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.

D.   Perencanaan Pembangunan
1.    Manfaat perencanaan pembangunan
Manfaat perencanaan pembangunan adalah :
a.    Terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegitan-kegiatan yang ditunjukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
b.    Dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan, tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi.
c.    Memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.
d.    Dapat dilakukan penyusunan skala prioritas.
e.    Dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis konjungtur.
2.    Periode perencanaan pembangunan
Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi di Indonesia dibagi dalam beberapa periode, yakni :
a.    Periode sebelum Orde Baru, dibagi dalam :
Periode 1945 – 1950
Periode 1951 – 1955
Periode 1956 – 1960
Periode 1961 – 1965
b.    Periode setelah Orde Baru, dibagi dalam :
Periode 1966 s/d 1958, Periode Stabilisasi dan Rehabilitasi.
Periode Repelita I            : 1969/70 – 1973/74
Periode Repelita II           : 1974/75 – 1978/79
Periode Repelita III          : 1979/80 – 1983/84
Periode Repelita IV          : 1984/85 – 1988/89
Periode Repelita V           : 1989/90 – 1993/94

Aries Budi S., 1996, Buku Paket Perekonomian Indonesia, Universitas Gunadarma, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar