NAMA : SHAKINA DWIANDARI
KELAS : 1EB21
NPM : 26211720
EKONOMI PERBANKAN
Bank Indonesia menilai, meski pertumbuhan industri perbankan nasional terus mengalami perbaikan, namun kontribusinya dalam pembangunan ekonomi nasional masih sub-optimal atau belum memadai.
Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasional dalam "Bankers Dinner" di Kantor BI Jakarta, mengatakan, hal yang berlawanan itu terlihat pada fakta bahwa rasio total aset industri perbankan terhadap PDB Indonesia pada September lalu sebesar 47,2 persen, namun rasio penyaluran kredit terhadap PDB hanya 29 persen.
Sebagai perbandingan rasio kredit terhadap PDB di Malaysia 114 persen, Thailand 117 persen, dan China 131 persen.
Selain itu, perspektif dari dunia usaha memberi gambaran yang sama, seperti hasil survey BI yang menyebutkan bahwa pangsa kredit bank dari total pembiayaan perusahaan sangat minim, yaitu untuk modal kerja hanya 25 persen dan untuk investasi hanya 21 persen.
Sebaliknya, dana internal perusahaan tersebut merupakan sumber utama pembiayaan perusahaan, yaitu 61 persen untuk investasi dan 48 persen untuk modal kerja.
Tingginya aset industri perbankan yang belum seimbang dengan peningkatan kontribusinya terhadap perekonomian, lanjut Darmin terjadi karena aset perbankan yang dari perspektif makro tidak produktif, yaitu penempatan dalam instrumen moneter dan SBN.
Per Oktober 2011, kepemilikan bank pada SBN adalah Rp245,97 triliun, sementara dana bank pada instrumen moneter di SBI dan term deposit Rp415,48 triliun.
Total penempatan ini mencapai 31,4 persen dari total kredit yang mencapai Rp2.106,2 triliun. Sekitar 60 persen dari penempatan dana bank di instrumen moneter BI dikuasai oleh 10 bank besar.
Tingkat efisiensi industri perbankan yang masih rendah itu, lanjut Darmin juga telah memberikan kontribusi terhadap penetapan suku bunga kredit yang tinggi, tercermin dari rasio BOPO 86,44 persen per Oktober 2011.
Sumber: http://www.mediaindonesia.com/read/2011/12/12/282789/4/2/Kontribusi-Perbankan-Terhadap-Ekonomi-Nasional-belum-Optimal-
Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasional dalam "Bankers Dinner" di Kantor BI Jakarta, mengatakan, hal yang berlawanan itu terlihat pada fakta bahwa rasio total aset industri perbankan terhadap PDB Indonesia pada September lalu sebesar 47,2 persen, namun rasio penyaluran kredit terhadap PDB hanya 29 persen.
Sebagai perbandingan rasio kredit terhadap PDB di Malaysia 114 persen, Thailand 117 persen, dan China 131 persen.
Selain itu, perspektif dari dunia usaha memberi gambaran yang sama, seperti hasil survey BI yang menyebutkan bahwa pangsa kredit bank dari total pembiayaan perusahaan sangat minim, yaitu untuk modal kerja hanya 25 persen dan untuk investasi hanya 21 persen.
Sebaliknya, dana internal perusahaan tersebut merupakan sumber utama pembiayaan perusahaan, yaitu 61 persen untuk investasi dan 48 persen untuk modal kerja.
Tingginya aset industri perbankan yang belum seimbang dengan peningkatan kontribusinya terhadap perekonomian, lanjut Darmin terjadi karena aset perbankan yang dari perspektif makro tidak produktif, yaitu penempatan dalam instrumen moneter dan SBN.
Per Oktober 2011, kepemilikan bank pada SBN adalah Rp245,97 triliun, sementara dana bank pada instrumen moneter di SBI dan term deposit Rp415,48 triliun.
Total penempatan ini mencapai 31,4 persen dari total kredit yang mencapai Rp2.106,2 triliun. Sekitar 60 persen dari penempatan dana bank di instrumen moneter BI dikuasai oleh 10 bank besar.
Tingkat efisiensi industri perbankan yang masih rendah itu, lanjut Darmin juga telah memberikan kontribusi terhadap penetapan suku bunga kredit yang tinggi, tercermin dari rasio BOPO 86,44 persen per Oktober 2011.
Sumber: http://www.mediaindonesia.com/read/2011/12/12/282789/4/2/Kontribusi-Perbankan-Terhadap-Ekonomi-Nasional-belum-Optimal-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar